Dengarkan suara hati lalu timbanglah dengannya.
Apapun masalah kita, apapun yang telah kita lakukan, apapun
yang kita harapkan, apapun itu.
Benar atau tidaknya timbanglah dengan suara hati.
Diam sejenak, merenungi setiap apa yang dilakukan dan
dipikirkan.
Jauh dari hiruk pikuk katanya-katanya.
Hati adalah fitrah yang paling jujur akan kebenaran.
Jikalaulah kita merasa tenang dan tentram akannya, maka
teruskanlah.
Dan jika sebaliknya, gelisah dan gulana, maka
hentikan dan perbaikilah.
Saat ini, dikala semua bergerak dengan cepat, disaat semua
bermain instan, terkadang kita terlupa untuk sejenak beristirahat.
Saat ini, dikala semua menjadi serba tahu, disaat mesin pencari
bergerak sepersekian menit, terkadang kita lupa akan pemberi jawaban sesungguhnya.
Hati, iya hati kita. Ia sangat dekat, tetapi saat ini seolah
terlupa untuk diajak bicara.
Berkontemplasi istilahnya, sejenak saja.
Merenungi setiap detik yang terlalui untuk mencari jawab.
Aku, kamu, dan kita,
pada beberapa waktu memang tidak perlu bicara.
#25
Komentar
Posting Komentar