Langsung ke konten utama

Berdalih Perbaikan Namun Merusak

Gadis manis ini belum beranjak, diskusi yang berawal dari curhat semakin memantik rasa ingin tahunya. Lagi-lagi Risma akan mengejar dengan dalih lalu berpikir beberapa saat. 

Kali ini Risma menyoroti salah satu pimpinan di tanah air yang sedang ramai dibicarakan. Bukan muslim memang, namun pendukungnya luar biasa riuh dan seolah ramai.

"Bu, pak ustadz ditempat mengaji Risma waktu kecil dulu juga mendukung pak Toni untuk menjadi gubernur. Kata pak ustad, pak Toni itu jujur, bersih dan tidak korupsi, memihak rakyat kecil. Pokoknya bagus" Dalih Risma meminta pembenaran.

"O...begitu, terus jika pak ustadz mendukung, apakah menjadi benar?" selidikku, mengorek daya kritisi gadis ini.

"Ya, tidak sih bu. Tapi mamak di rumah dan kakak-kakak jadi ikut mendukung pak Toni. Mereka percaya pilihan pak ustadz." Risma terlihat bingung.

Begitulah, diskusi ini menjadi panjang. Tidak kurang satu jam, baru simpul pemahaman gadis manis itu terurai. Aku jelaskan bahwa terdapat tanda orang munafik lainnya, yaitu mereka akan berdalih untuk perbaikan, namun sesungguhnya merusak. Memang kadang yang mengatakan perbaikan ini, secara zahir terlihat beriman, bahkan sangat beriman melebihi kebanyakan. Namun sejatinya orang itu termasuk salah satu orang munafik.

Golongan ini termasuk orang-orang sangat  yang merugi. Karena mereka berniaga  dengan cara membeli kesesatan dengan petunjuk. Mereka sungguh telah terjatuh ke dalam kesesatan. Bisa dibayangakan jika karena perkataan orang munafik ini, lalu orang lain percaya dan mengikuti hingga melakukan kesesatan yang sama. Hal ini sangat berdampak buruk.

Diakhir diskusi kembali aku mengingatkan Risma untuk berhati-hati akan yang tampak. Milikilah ilmu agar tidak terjebak ke dalam lisan orang munafik. 

Aku yakin sepulang dari diskusi kali ini, Risma akan lebih rajin membaca terjemah dan tafsir dari tilawah harian rutinnya. Karena saat diskusi, beberapa kali aku minta ia membaca ayat-ayat awal Al-Baqarah beserta artinya.


#8

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DENAH RUANG GURU

Sebagai warga di dalam lingkungan sekolah tentu saja pasti terlibat dalam rutinitas pekerjaan sekolah. Saya sebagai seorang guru mulai hari Senin sampai dengan Jum'at   hadir dan beraktivitas di sekolah. Menjadi tokoh pembelajaran di kelas, menyelesaikan tugas-tugas administrasi di ruang guru, kadang kala bercengkraman dengan siswa di koridor kelas ataupun di perpustakaan sekolah.  Namun mengingat padatnya jadwal mengajar, maka waktu saja banyak dibelanjakan di dalam pembelajaran. Sisa waktu, biasanya saya gunakan untuk mengoreksi tugas-tugas siswa, menyelesaikan segala administrasi guru yang sedikit. Maksudnya sedkit-sedikit diminta mengumpulkan berkas :) Nah kegiatan tersebut sering saya habiskan di ruang guru. Ruang guru adalah tempat yang nyaman untuk guru. Sayangnya bagi siswa belum tentu demikian. Siswa terkadang terlihat enggan untuk datang ke ruang guru. Misalnya siswa yang berkepentingan mengumpulkan tugas biasanya hanya menitip kepada  temannya untuk dikumpulkan

Contoh Miskonsepsi

Setiap memulai tahun pelajaran baru, saya yang biasanya mengajar di kelas X beberapa kali (jika tidak ingin disebut sering) menemui cerita yang sama. Diantaranya adalah siswa yang belum hafal perkalian. Karena untuk mempercepat proses kalkulasi selain paham konsep perkalian, siswa sangat disarankan hafal perkalian. Namun beberapa siswa masih kesulitan dalam hal ini. Selain itu, masalah operasi bilangan negatif positif juga sama. Masih saja mereka kesulitan menyelesaikannya padahal sudah menginjak kelas X di SMA. Bahkan, bila saya mengulang kembali konsep operasi bilangan. Kesalaha tetap terjadi lagi. Seolah pelajaran terdahulu mereka sulit sekali dirubah. Apa yang mereka pahami pada awal mengenal konsep operasi seringkali belum benar.  Banyak faktor yang mempengaruhinya. Diantaranya adalah miskonsepsi dan atau memang belum paham konsep. Saya sangat tertarik dengan faktor miskonsepsi. Karena hal ini perlu menjadi perhatian guru. Istilah yang kadang diberikan guru akan melekat e

Klinometer

Materi trigonometri sangat menarik untuk diajarkan. Salah satunya bentuk pembelajaran yang dapat dilakukan adalah penugasan membuat klinometer. Dengan keterbukaan informasi saat ini, guru dapat dengan mudah memberikan tugas membuat klinometer. Guru cukup memberikan instruksi membuat klinometer dengan sumber informasi dari internet. Guru dapat memberikan beberapa situs yang dapat dirujuk siswa dalam membuat klinometer salah satunya di wikiHow . Guru dapat membebaskan siswa memilih untuk membuat klinometer dengan jenis tertentu. Biasanya dalam satu kelas, siswa akan membuat klinometer sebanyak tiga jenis. Beikut ini adalah contoh klinometer yang dibuat oleh siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 1 Koba. Model 1 Klinometer Model 1  Kelebihan   : pengamat dapat melakukan pengukuran seorang diri. Kekurangan: memerlukan penyangga atau  tempat meletakkan klinometer saat digunakan Model 2 Klinometer Model 2 Klinometer model 2 ini adalah klinometer yang paling banyak dibuat oleh