Langsung ke konten utama

Nyamuk


Malam itu seperti biasa Abi bertelekan di tempat tidurku. Sambil memperhatikan ammahnya yang mengetik, Abi akan sibuk bertanya. Baik apa yang aku lakukan, apa isi ketikan, atau hal lain yang tidak ada hubunganya dengan kejadian saat itu. Anak ini memang selalu menempel dengan ammahnya.

“Mah, koq sekarang banyak nyamuk ya di kamar ammah.” Tanya Abi

“Abang belum mandi ya?” Ledekku.

“Ih…ammah tu yang belum mandi.” Sahut Abi membela diri.

“Mah, kenapa sih Allah menciptakan nyamuk. Kan nanti mati Abi pukul, plekkk.” Seru Abi sambil mempraktekkan memukul nyamuk di keningnya.

Mulai, pertanyaan anak kritis ini harus dijawab sebisany. Biasanya Abi akan memberondong dengan pertanyaan berikutnya.

“Bang, Allah menciptakan sesuatu itu pasti ada maksudnya, ada gunanya. Bahkan nyamuk itu disebut Allah di dalam Al Quran loh. Coba Abang buka Al Quran besar terjemahan itu.” Aku menunjuk Al Quran besar di barisan rak buku di samping  tempat tidur.

“Yang ini kan mah. buka surat apa?” Abi bertanya.

“Abang buka surat Al Baqarah ayat 26, Abang baca surat dan terjemahannya ya.” Pintaku

Abi yang sudah sejak usia lima tahun belajar mengaji sudah bisa membaca Al Quran sekarang, meskipun masih terbata-bata. Anak kritis ini juga sudah lancar membaca huruf latin sejak kelas I SD.

إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَذَا مَثَلا يُضِلُّ بِهِ كَثِيرًا وَيَهْدِي بِهِ كَثِيرًا وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلا الْفَاسِقِينَ 
Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan, "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?'' Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik. (Al Baqarah:26)

Abi tuntas membaca sampai selesai, meski terbaca pada bacaan Arabnya namun cukup lancar dengan latinnya.

“Mah, ada nyamuk di sini. Perumpamaan itu apa amah?” Abi mulai dengan pertanyaan kritisnya.

Akhirnya aku menjelaskan jika perumpaman itu adalah pengandaian atau ibarat atau pula penjelasan dengan kalimat lain. Pada bagian ini seperti biasa cukup mengkerutkan kening untuk menjelaskan. Aku menjelaskan bahwa seekor nyamuk saja disebut Allah di dalam Al Quran. Meskipun kecil dan kadang dianggap mengganggu, namun makhluk kecil itu tetaplah memiliki manfaat.

Salah satu manfaatnya adalah Allah menjelaskan sifat orang fasik itu seperti nyamuk. Yaitu nyamuk itu akan tetap hidup selama ia lapar, tetapi jika sudah kekenyangan ia akan mati. Demikain pula jika seseorang telah kekenyangan di dunia, maka hatinya akan mati, sehingga sukar untuk menerima nasehat dan tuntunan yang menuju akhirat.

Ayat itu juga memberikan informasi bahwa Allah tidak segan-segan membuat perumpamaan-perumpamaan tentang kebenaran, baik berupa hal yang kecil maupun hal yang besar. Ini dimaksudkan sebagai ujian dan cobaan dari Allah untuk membedakan antara orang yang beriman dan orang kafir, serta antara orang yang sesat dan orang yang mendapat hidayah dari Allah.

Penjelasan yang aku tuliskan hanya rangkuman dari tanya jawab yang cukup panjang degan Abi. Penjelasan di atas hanya poin yang telah aku sederhanakan. Dapat dipahami, penjelsan ini cukup berat bagi Abi, tapi aku yakin suatu saat Abi akan mengerti.

“Ooo jadi nyamuk juga ada manfaatnya ya mah.” Respon Abi setelah penjelasannku akhirku sambil mengangguk-anggukkan kepala.

“Iya dong.” Jawabku

“Jadi kalau ada nyamuk, dibiarin aja menggigit ya mah, biar nanti mati sendiri. Kalau nyamuknya banyak biarin juga sampai nyamuknya habis” Abi menyimpulkan

Gubrakkkk….Abi…Abi… bukan perumpamaannya yang diperhatikan, tapi matinya nyamuk lebih seru. 😊


#14



Komentar

Postingan populer dari blog ini

DENAH RUANG GURU

Sebagai warga di dalam lingkungan sekolah tentu saja pasti terlibat dalam rutinitas pekerjaan sekolah. Saya sebagai seorang guru mulai hari Senin sampai dengan Jum'at   hadir dan beraktivitas di sekolah. Menjadi tokoh pembelajaran di kelas, menyelesaikan tugas-tugas administrasi di ruang guru, kadang kala bercengkraman dengan siswa di koridor kelas ataupun di perpustakaan sekolah.  Namun mengingat padatnya jadwal mengajar, maka waktu saja banyak dibelanjakan di dalam pembelajaran. Sisa waktu, biasanya saya gunakan untuk mengoreksi tugas-tugas siswa, menyelesaikan segala administrasi guru yang sedikit. Maksudnya sedkit-sedikit diminta mengumpulkan berkas :) Nah kegiatan tersebut sering saya habiskan di ruang guru. Ruang guru adalah tempat yang nyaman untuk guru. Sayangnya bagi siswa belum tentu demikian. Siswa terkadang terlihat enggan untuk datang ke ruang guru. Misalnya siswa yang berkepentingan mengumpulkan tugas biasanya hanya menitip kepada  temannya untuk dikumpulkan

Contoh Miskonsepsi

Setiap memulai tahun pelajaran baru, saya yang biasanya mengajar di kelas X beberapa kali (jika tidak ingin disebut sering) menemui cerita yang sama. Diantaranya adalah siswa yang belum hafal perkalian. Karena untuk mempercepat proses kalkulasi selain paham konsep perkalian, siswa sangat disarankan hafal perkalian. Namun beberapa siswa masih kesulitan dalam hal ini. Selain itu, masalah operasi bilangan negatif positif juga sama. Masih saja mereka kesulitan menyelesaikannya padahal sudah menginjak kelas X di SMA. Bahkan, bila saya mengulang kembali konsep operasi bilangan. Kesalaha tetap terjadi lagi. Seolah pelajaran terdahulu mereka sulit sekali dirubah. Apa yang mereka pahami pada awal mengenal konsep operasi seringkali belum benar.  Banyak faktor yang mempengaruhinya. Diantaranya adalah miskonsepsi dan atau memang belum paham konsep. Saya sangat tertarik dengan faktor miskonsepsi. Karena hal ini perlu menjadi perhatian guru. Istilah yang kadang diberikan guru akan melekat e

Klinometer

Materi trigonometri sangat menarik untuk diajarkan. Salah satunya bentuk pembelajaran yang dapat dilakukan adalah penugasan membuat klinometer. Dengan keterbukaan informasi saat ini, guru dapat dengan mudah memberikan tugas membuat klinometer. Guru cukup memberikan instruksi membuat klinometer dengan sumber informasi dari internet. Guru dapat memberikan beberapa situs yang dapat dirujuk siswa dalam membuat klinometer salah satunya di wikiHow . Guru dapat membebaskan siswa memilih untuk membuat klinometer dengan jenis tertentu. Biasanya dalam satu kelas, siswa akan membuat klinometer sebanyak tiga jenis. Beikut ini adalah contoh klinometer yang dibuat oleh siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 1 Koba. Model 1 Klinometer Model 1  Kelebihan   : pengamat dapat melakukan pengukuran seorang diri. Kekurangan: memerlukan penyangga atau  tempat meletakkan klinometer saat digunakan Model 2 Klinometer Model 2 Klinometer model 2 ini adalah klinometer yang paling banyak dibuat oleh