Langsung ke konten utama

Memperbaiki Kualitas Sholat


Mutaba’ah anggota baru Rohis itu cukup sholat tepat waktu, mengusahakan berjamaah dan menghadirkan hati dalam sholat. Itu saja, lebih dari cukup. Jangan dulu diberikan mutaba’ah sholat dhuha dan sholat malam. Perlahan-lahan, nanti baru ditingkatkan kuantitasnya.
Anggota Rohis baru itu dikondisikan terlebih dahulu kualitas sholat wajibnya.  Pertama, usahakan tepat waktu, artinya menunggu waktu sholat. Siapkan denga wudhu ketika adzan atau sebelum adzan berkumandang. Untuk melaksanakan sholat tepat waktu itu harus memiliki komitmen yang kuat untuk dilaksanakan. Betapa banyak alasan untuk menunda waktu sholat. Nanti dan nanti, apalagi jika sedang ada urusan. Alasan belajar, membuat PR, sedang memasak, menonton acara televisi, atau sekedar sedang mengobrol dapat mudah menunda waktu sholat. Oleh karenanya hal harus diperbaiki terlebih dahulu adalah kualitas mengutamakan waktu sholat dengan melaksanakannya secara tepat waktu.

Kedua, utamakan untuk berjamaah. Bagi laki-laki tentunya harus dilaksankan di masjid. Lain haknya dengan perempuan, meskipun sholat di rumah, tetap diusahakan untuk berjamaah dengan anggota keluarga lain. Utamanya adalah lipatan pahala dari sholat berjama’ah itu sendiri. Jadi jika memungkinkan usahakan untuk sholat berjama’ah. Sambil juga belajar menjadi imam sholat. Sholat yang biasanya sendiri diubah menjadi berjama’ah.

Ketiga, belajar untuk khusyuk dengan cara menghadirkan hati saat sholat. Bagian ini yang paling tidak mudah. Sholat yang menggunakan Bahasa Arab kadang membuat kita lalai untuk meresapi arti bacaan sholat yang kita baca. Sekedar melafalkan tanpa mengerti dan merenungkan artinya. Sholat namun dapat memikirkan rencana menu masakan. Sholat namun dapat mengingat janji yang terlupakan. Sholat namun tergesa untuk melanjutkan urusan. Begitulah, bahkan banyak lagi cerita dalam sholat. Menghadirkan hati, bahwa sedang berhadapan dengan Allah. Menghadirkan hati dengan meresapi tiap bacaan dan gerakan.

Sholat hanya menggugurkan kewajiban. Jangan sampai termasuk ke dalamnya. Nah itulah yang akan diperbaiki terlebih dahulu sebelum menambah yang lainnya. Memperbaiki kuliatas sholat terlebih dahulu sebelum kuantitasnya. Begitu penekanan untuk anggota Rohis baru.

Catatan Risma 😊

#19


Komentar

Postingan populer dari blog ini

DENAH RUANG GURU

Sebagai warga di dalam lingkungan sekolah tentu saja pasti terlibat dalam rutinitas pekerjaan sekolah. Saya sebagai seorang guru mulai hari Senin sampai dengan Jum'at   hadir dan beraktivitas di sekolah. Menjadi tokoh pembelajaran di kelas, menyelesaikan tugas-tugas administrasi di ruang guru, kadang kala bercengkraman dengan siswa di koridor kelas ataupun di perpustakaan sekolah.  Namun mengingat padatnya jadwal mengajar, maka waktu saja banyak dibelanjakan di dalam pembelajaran. Sisa waktu, biasanya saya gunakan untuk mengoreksi tugas-tugas siswa, menyelesaikan segala administrasi guru yang sedikit. Maksudnya sedkit-sedikit diminta mengumpulkan berkas :) Nah kegiatan tersebut sering saya habiskan di ruang guru. Ruang guru adalah tempat yang nyaman untuk guru. Sayangnya bagi siswa belum tentu demikian. Siswa terkadang terlihat enggan untuk datang ke ruang guru. Misalnya siswa yang berkepentingan mengumpulkan tugas biasanya hanya menitip kepada  temannya untuk dikumpulkan

Contoh Miskonsepsi

Setiap memulai tahun pelajaran baru, saya yang biasanya mengajar di kelas X beberapa kali (jika tidak ingin disebut sering) menemui cerita yang sama. Diantaranya adalah siswa yang belum hafal perkalian. Karena untuk mempercepat proses kalkulasi selain paham konsep perkalian, siswa sangat disarankan hafal perkalian. Namun beberapa siswa masih kesulitan dalam hal ini. Selain itu, masalah operasi bilangan negatif positif juga sama. Masih saja mereka kesulitan menyelesaikannya padahal sudah menginjak kelas X di SMA. Bahkan, bila saya mengulang kembali konsep operasi bilangan. Kesalaha tetap terjadi lagi. Seolah pelajaran terdahulu mereka sulit sekali dirubah. Apa yang mereka pahami pada awal mengenal konsep operasi seringkali belum benar.  Banyak faktor yang mempengaruhinya. Diantaranya adalah miskonsepsi dan atau memang belum paham konsep. Saya sangat tertarik dengan faktor miskonsepsi. Karena hal ini perlu menjadi perhatian guru. Istilah yang kadang diberikan guru akan melekat e

Klinometer

Materi trigonometri sangat menarik untuk diajarkan. Salah satunya bentuk pembelajaran yang dapat dilakukan adalah penugasan membuat klinometer. Dengan keterbukaan informasi saat ini, guru dapat dengan mudah memberikan tugas membuat klinometer. Guru cukup memberikan instruksi membuat klinometer dengan sumber informasi dari internet. Guru dapat memberikan beberapa situs yang dapat dirujuk siswa dalam membuat klinometer salah satunya di wikiHow . Guru dapat membebaskan siswa memilih untuk membuat klinometer dengan jenis tertentu. Biasanya dalam satu kelas, siswa akan membuat klinometer sebanyak tiga jenis. Beikut ini adalah contoh klinometer yang dibuat oleh siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 1 Koba. Model 1 Klinometer Model 1  Kelebihan   : pengamat dapat melakukan pengukuran seorang diri. Kekurangan: memerlukan penyangga atau  tempat meletakkan klinometer saat digunakan Model 2 Klinometer Model 2 Klinometer model 2 ini adalah klinometer yang paling banyak dibuat oleh