Langsung ke konten utama

Ketenangan


Aku perhatikan Indah, ia hafal surah Yasin. Tak perlu membaca, gadis bermata sayu itu sudah dapat melafalkan setiap ayatnya mengikuti suara keras pak Ustadz yang memimpin membaca Yasin.

“Indah hebat, bisa hafal surat Yasin. Rutin membacanya ya?” Sambil tersenyum aku mengapresiasi Indah sekaligus memastikan.

“Dulu bu, waktu mama meninggal Indah setiap hari membaca Yasin. Kalau sekarang setiap malam Jum’at saja.” Indah menjelaskan.

Sesuai dugaanku, saat ini biasanya hanya orang-orang tua yang hafal surat Yasin. Anak-anak kekinian yang ujian hidup dizamannya sangat besar, jarang sekali yang dapat menghafalkannya. Padahal dahulu, surat Yasin adalah surat yang paling dikenal setelah Al Fatiha dan tiga surat terakhir.

Pasti ada cerita mengapa Indah dapat hafal surat itu. Tentulah ia membaca surat Yasin disaat paling ingin mendapatkan ketenangan. Disaat paling bersedih dirinya. Indah melakukanya sebagai bentuk bakti seorang anak kepada orangtua yang telah tiada. Ya, aku telah mendapatkan cerita serupa pada beberapa orang yang berbeda, saat ini bertambah pula dengan cerita Indah.

Kemudian aku teringat pula ketika seorang Buya Hamka mencari ketenangan disaat sedihnya. Ketika itu istri beliau baru saja tiada. Sebelumnya beliau hanya membaca Al-Quran tiga jam saja setiap hari. Namun ketika istrinya wafat, beliau menambahnya menjadi enam sampai tujuh jam bersama Al-Quran. Tentu saja maksudnya untuk mendapatkan ketenangan setelah membacanya.

Iya, Al-Qur’an dapat mengobati kesedihan jiwa dan pelipur lara. Perasaan tentram dan damai akan terasa setelah membacanya. Perasaan serupa akan terasa ketika kita menjalankan keta’atan dan ibadah kepada Allah.


#26



Komentar

  1. Assalamualaikum, bu guru ku..
    wali kelas 2 tahun, bnyak cerita, banyak kenangan, banyak pelajaran yg di dpt, banyak mendapat motovasi, sukses terus bu guruku.. semoga selalu diberkahi allah swt.
    Cc : 1 tahun menggendut, 2 tahun kurus 😁

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

DENAH RUANG GURU

Sebagai warga di dalam lingkungan sekolah tentu saja pasti terlibat dalam rutinitas pekerjaan sekolah. Saya sebagai seorang guru mulai hari Senin sampai dengan Jum'at   hadir dan beraktivitas di sekolah. Menjadi tokoh pembelajaran di kelas, menyelesaikan tugas-tugas administrasi di ruang guru, kadang kala bercengkraman dengan siswa di koridor kelas ataupun di perpustakaan sekolah.  Namun mengingat padatnya jadwal mengajar, maka waktu saja banyak dibelanjakan di dalam pembelajaran. Sisa waktu, biasanya saya gunakan untuk mengoreksi tugas-tugas siswa, menyelesaikan segala administrasi guru yang sedikit. Maksudnya sedkit-sedikit diminta mengumpulkan berkas :) Nah kegiatan tersebut sering saya habiskan di ruang guru. Ruang guru adalah tempat yang nyaman untuk guru. Sayangnya bagi siswa belum tentu demikian. Siswa terkadang terlihat enggan untuk datang ke ruang guru. Misalnya siswa yang berkepentingan mengumpulkan tugas biasanya hanya menitip kepada  temannya untuk dikumpulkan

Contoh Miskonsepsi

Setiap memulai tahun pelajaran baru, saya yang biasanya mengajar di kelas X beberapa kali (jika tidak ingin disebut sering) menemui cerita yang sama. Diantaranya adalah siswa yang belum hafal perkalian. Karena untuk mempercepat proses kalkulasi selain paham konsep perkalian, siswa sangat disarankan hafal perkalian. Namun beberapa siswa masih kesulitan dalam hal ini. Selain itu, masalah operasi bilangan negatif positif juga sama. Masih saja mereka kesulitan menyelesaikannya padahal sudah menginjak kelas X di SMA. Bahkan, bila saya mengulang kembali konsep operasi bilangan. Kesalaha tetap terjadi lagi. Seolah pelajaran terdahulu mereka sulit sekali dirubah. Apa yang mereka pahami pada awal mengenal konsep operasi seringkali belum benar.  Banyak faktor yang mempengaruhinya. Diantaranya adalah miskonsepsi dan atau memang belum paham konsep. Saya sangat tertarik dengan faktor miskonsepsi. Karena hal ini perlu menjadi perhatian guru. Istilah yang kadang diberikan guru akan melekat e

Klinometer

Materi trigonometri sangat menarik untuk diajarkan. Salah satunya bentuk pembelajaran yang dapat dilakukan adalah penugasan membuat klinometer. Dengan keterbukaan informasi saat ini, guru dapat dengan mudah memberikan tugas membuat klinometer. Guru cukup memberikan instruksi membuat klinometer dengan sumber informasi dari internet. Guru dapat memberikan beberapa situs yang dapat dirujuk siswa dalam membuat klinometer salah satunya di wikiHow . Guru dapat membebaskan siswa memilih untuk membuat klinometer dengan jenis tertentu. Biasanya dalam satu kelas, siswa akan membuat klinometer sebanyak tiga jenis. Beikut ini adalah contoh klinometer yang dibuat oleh siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 1 Koba. Model 1 Klinometer Model 1  Kelebihan   : pengamat dapat melakukan pengukuran seorang diri. Kekurangan: memerlukan penyangga atau  tempat meletakkan klinometer saat digunakan Model 2 Klinometer Model 2 Klinometer model 2 ini adalah klinometer yang paling banyak dibuat oleh