Aku perhatikan Indah, ia hafal surah Yasin. Tak perlu membaca, gadis bermata sayu itu sudah dapat melafalkan setiap ayatnya mengikuti suara keras pak Ustadz yang memimpin membaca Yasin. “Indah hebat, bisa hafal surat Yasin. Rutin membacanya ya?” Sambil tersenyum aku mengapresiasi Indah sekaligus memastikan. “Dulu bu, waktu mama meninggal Indah setiap hari membaca Yasin. Kalau sekarang setiap malam Jum’at saja.” Indah menjelaskan. Sesuai dugaanku, saat ini biasanya hanya orang-orang tua yang hafal surat Yasin. Anak-anak kekinian yang ujian hidup dizamannya sangat besar, jarang sekali yang dapat menghafalkannya. Padahal dahulu, surat Yasin adalah surat yang paling dikenal setelah Al Fatiha dan tiga surat terakhir. Pasti ada cerita mengapa Indah dapat hafal surat itu. Tentulah ia membaca surat Yasin disaat paling ingin mendapatkan ketenangan. Disaat paling bersedih dirinya. Indah melakukanya sebagai bentuk bakti seorang anak kepada orangtua yang telah tiada. Ya, aku tela
Senyum pagi menunaikan cita-cita hari ini. Bersemangat untuk berbagi.