Langsung ke konten utama

Genba TEY 10 di SMAN 1 Koba

Terdapat 24 jenis Ekstrakurikuler (Ekskul) di SMAN 1 Koba. Rasa-rasanya beragam jenis kecerdasan majemuk yang dimiliki peserta didik  dapat berkembang di dalam kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai di sekolah kami. Sama halnya dengan KIR atau Karya Ilmiah Remaja. Ekskul KIR  ini adalah satu jenis  ekskul  baru di SMAN 1 Koba.

Jika ingin ditelusuri lebih jauh, maka ekskul ini adalah bagian materi pembelajaran Bahasa Indonesia yang hilang sejak kurikulum 2013 (K13) diberlakukan. Untuk jenjang SMA materi pelajaran membuat karya ilmiah ditiadakan. Sebelumnya, yaitu saat KTSP 2006 masih berlaku, tidak sulit menemukan ide brilian dari peserta didik sebagai bahan untuk berpatisipasi dalam lomba KIR. Guru Bahasa Indonesia cukup memilih dari karya penelitian peserta didik yag telah selesai sebagai tugas, kemudian menyesuaikan tema penelitian dengan tema lomba KIR yang sedang diadakan.

Sayang, setelah K13 diberlakukan, praktis sekolah kesulitan mengikuti kegiatan lomba KIR karena peserta didik tidak terbiasa menulis ilmiah. Itulah salah satu alasan lahirnya ekskul KIR di SMAN 1 Koba, selain memang sekolah memiliki tujuan untuk mewadahi beragam jenis kecerdasan peserta didik, termasuk dalam hal menulis karya ilmiah.

Hari ini, Sabtu 22 Oktober 2016 adalah pesta perdana ekskul KIR di SMAN 1 Koba. Perhelatan besar digelar untuk menyambut tim Genba dari Toyota Ecoyouth 10 (TEY 10) yang akan hadir di SMAN 1 Koba untuk meninjau sejauh mana projek penelitian peserta didik SMAN 1 Koba dalam kegiatan TEY 10. Genba sendiri adalah istilah dalam bahasa Jepang yang berarti melihat langsung atau meninjau ke lapangan. Sedangkan TEY adalah kompetisi yang ditujukan untuk membangun cara pandang generasi muda Indonesia (khususnya para pelajar sekolah menengah atas dan kejuruan atau sederajat) dan memberikan kontribusi langsung terhadap peningkatan kualitas lingkungan sekolah serta komunitas sekitarnya yang diadakan oleh Toyota. Tahun ini adalah tahun kesepuluh kegiatan ini dilaksanakan.


Toyota juga menggandeng National Geographic Indonesia dan majalah Hai sebagai sharing partner untuk melaksanakan kegiatan TEY 10. Tujuannya tidak lain adalah menjadikan ilmu pengetahuan ilmiah hadir untuk generasi muda dengan tampilan yang pop. Alhamdulillah untuk pertama kalinya SMAN 1 Koba mengikuti ajang ini, SMAN 1 Koba berhasil menjadi salah satu dari 25 finalis TEY 10. Total sekolah yang mengikuti TEY 10 ini berjumlah 540 sekolah dengan 2.534 proposal se-Indonesia. Dapat dibayangkan betapa terpilihnya 25 finalis yang terseleksi, dan salah satunya berasal dari sekolah kami.



Adalah Elfira Miranda dan Theodore Isaac yang merupakan tim peneliti muda yang mewakili SMAN 1 Koba dalam ajang ini. Science project mereka untuk mengatasi masalah lingkungan memikat hati panitia seleksi TEY 10 sehingga hari ini SMAN 1 Koba mendapat kehormatan dari tim Genba TEY 10. Tim Toyota yang hadir terdiri dari Ir. Edward Otto Kanter selaku Senior Director, A.B Kuswandarto selaku Manager CSR, lalu Frans Ihutan selaku General Manager. Dari pihak National Geographic Indonesia hadir Didi Kaspi Kasim selaku Pimpina Redaksi serta Dio Dagna Mohamad selaku Marketing Communication. Kemudian hadir pula Melyana Tia selaku Junior Project TEY 10 serta Nurul Hardiyanti yang bertindak sebagai reporter majalah Hai. Sedangkan dari pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Bangka Tengah diwakili oleh Kabid Mutu Pendidikan, yaitu Drs. Erwin David yang hadir sebagai tamu undangan kegiatan ini.



Luar biasa, deretan nama-nama di atas menjadi suatu kehormatan bagi  SMAN 1 Koba. Dengan persiapan yang matang sekolah kami menyambut tim Genba TEY 10. Band akustik sekolah siap dengan lagu daerah Bangka Belitung yang menawan. Kemudian tim tari SMAN 1 Koba hadir untuk mempersembahkan Tari Sambut di awal acara. Dan puncaknya adalah presentasi dari Elfira dan Theodore tentang project mereka yaitu Mitelor. Untuk project ini akan dikupas pada tulisan selanjutnya. Acara berikutnya adalah diskusi dari tim peninjau TEY 10 untuk memberi masukan agar project ini semakin baik untuk penilaian akhir di Jakarta tanggal 19 Desember 2016 mendatang. Serta setelah diskusi, acara dilanjutkan dengan peninjauan alat yang telah dikembangkan.


Tari Sambut SMAN 1 Koba

Sambutan Ir. Edward Otto Kanter, Senior Director Toyota

Presentasi Elfira Miranda dan Teodhore Isaac

Peninjauan Project Mitelor




Alhamdulillah seluruh rangkaian acara berjalan lancar sesuai harapan. Banyak masukan yang berarti untuk penyempurnaan project. Kesemuanya dicatat dengan baik dan akan dilaksanakan tim untuk pengembangan project agar siap menjadi karya yang terbaik dalam TEY 10.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TESELASI

Bagi sebagian orang jika mendengar kata teselasi pasti terasa asing. Namun apabila disebutkan kata pengubinan maka hampir semua orang akan memiliki makna untuk kata tersebut. Ubin atau "keramik" digunakan untuk menutupi permukaan lantai. Lantai dapat tertutup penuh oleh ubin yanng disusun tanpa meninggalkan satu permukaan kosong. Mungkin demikian yang ada dibenak setiap orang ketika disebutkan kata pengubinan. Sama halnya dengan pengertian teselasi (tesselation dalam bahasa inggris) atau pengubinan. Teselasi adalah penyusunan pola atau bentuk yang berulang untuk menutupi seluruh permukaan bidang datar sehingga tidak ada bagian yang kosong. Contoh teselasi yang paling mudah ditemukan pada batik.  Di bawah ini gambar teselasi pada batik.        Teselasi dibuat dengan satu pola (bentuk) dasar berupa bidang beraturan. Ditinjau dari pola dasarnya tersebut, teselasi terbagi menjadi 3 jenis. Yaitu teselasi segitiga sama sisi, teselasi persegi, dan teselasi

DENAH RUANG GURU

Sebagai warga di dalam lingkungan sekolah tentu saja pasti terlibat dalam rutinitas pekerjaan sekolah. Saya sebagai seorang guru mulai hari Senin sampai dengan Jum'at   hadir dan beraktivitas di sekolah. Menjadi tokoh pembelajaran di kelas, menyelesaikan tugas-tugas administrasi di ruang guru, kadang kala bercengkraman dengan siswa di koridor kelas ataupun di perpustakaan sekolah.  Namun mengingat padatnya jadwal mengajar, maka waktu saja banyak dibelanjakan di dalam pembelajaran. Sisa waktu, biasanya saya gunakan untuk mengoreksi tugas-tugas siswa, menyelesaikan segala administrasi guru yang sedikit. Maksudnya sedkit-sedikit diminta mengumpulkan berkas :) Nah kegiatan tersebut sering saya habiskan di ruang guru. Ruang guru adalah tempat yang nyaman untuk guru. Sayangnya bagi siswa belum tentu demikian. Siswa terkadang terlihat enggan untuk datang ke ruang guru. Misalnya siswa yang berkepentingan mengumpulkan tugas biasanya hanya menitip kepada  temannya untuk dikumpulkan

Klinometer

Materi trigonometri sangat menarik untuk diajarkan. Salah satunya bentuk pembelajaran yang dapat dilakukan adalah penugasan membuat klinometer. Dengan keterbukaan informasi saat ini, guru dapat dengan mudah memberikan tugas membuat klinometer. Guru cukup memberikan instruksi membuat klinometer dengan sumber informasi dari internet. Guru dapat memberikan beberapa situs yang dapat dirujuk siswa dalam membuat klinometer salah satunya di wikiHow . Guru dapat membebaskan siswa memilih untuk membuat klinometer dengan jenis tertentu. Biasanya dalam satu kelas, siswa akan membuat klinometer sebanyak tiga jenis. Beikut ini adalah contoh klinometer yang dibuat oleh siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 1 Koba. Model 1 Klinometer Model 1  Kelebihan   : pengamat dapat melakukan pengukuran seorang diri. Kekurangan: memerlukan penyangga atau  tempat meletakkan klinometer saat digunakan Model 2 Klinometer Model 2 Klinometer model 2 ini adalah klinometer yang paling banyak dibuat oleh