Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Matematika Rekreasi dan Peredaran Matahari

Matematika itu menyenangkan, ups…jangan protes dulu. Saya mahfum,  seperti hasil survei saya didua kelas SMK 1  Koba yang berjumlah 62 siswa  hanya 3 orang siswa saja  yang menjadikan matematika sebagai mata pelajaran favoritnya. Meskipun demikian ,bukan berarti matematika menjadi tidak menyenangkan. Adalah matematika rekreasi  yang meyajikan masalah matematika sebagai ‘kendaraan’ menyampaikan materi/substansi matematika.  Materi  matematika rekreasi  ini dapat juga digunakan sebagai pengantar pembelajaran sebagai trigger ataupun sebagai pemanasan untuk menyiapkan siswa secara mental agar siap mempelajari materi matematika tertentu. Sebagaimana disebutkan dalam Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses menegaskan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian se

Penyusunan Soal USBN

Tidak pernah terlintas jika USBN jadi diberlakukan. Ibarat rumah, USBN sudah seperti serambi tetangga. Rupanya karena lamaran ditolak (baca; moratorium UN ditolak presiden), maka dengan malu-malu UN tetap jadi dilaksanakan. Tentu saja para proktor dan teknisi cukup berlega hati. Woro-woro UNBK akan diselesaikan dengan elegan. Apalagi para penulis soal HOTS yang sudah terseleksi oleh Puspendik secara online. Email balasan akan ada kelanjutannya. Bisa jadi pengalaman yang sangat luar biasa. Tanggal 17-21 Desember lalu Direktorat GTK Dikmen mengadakan Pelatihan Pengembangan Karir Guru dalam Penyusunan Soal USBN Tahun 2016, bertempat di Hotel Maharani Jakarta Selatan. Sasaran Diklat adalah 90 orang guru dari jenjang SD, SMP dan SMA/SMK dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Barangkali terdengar janggal, diklat dengan peserta berasal dari satu provinsi diadakan di Jakarta. Karena menurut hemat para peserta, akan sangat efisien jika diklat diadakan di Bangka Belitung saja. Namun denga

Anakku

Kemarin anakku menelpon. Ya, aku katakan anakku. Karena ketika kami berbicara, seorang temannya bertanya.  "Itu mamak ya?  Lalu anakku menjawab, "bukan, ini guru SMA ku. Kemudian aku menimpali, "iya, ini mamak juga". Terdengar nada senang dari anakku ketika mendengar sergahku.  "Iya, ini mamakku juga" sahut anakku. Kata itu sesungguhnya sudah lama ingin aku katakan. Benar adanya, gadis ayu itu adalah muridku. Ia menempuh SMA dimana aku mengajar di sana. Namun sebenarnya, aku tidak pernah sekalipun mengajarnya di dalam kelas. Selalu saja bukan aku guru matematikanya. Baik saat mengampu di kelas atau saat pelajaran tambahan pengayaan untuk persiapan UN. Kami kerap berinteraksi di luar itu. Ia paling sering ke rumahku. Paling banyak urusan kami adalah terkait Rohis SMAN 1 Koba. Ia adalah ketua keputrian di Rohis. Dalam satu hari terkadang lebih satu kali ia ke rumah. Bahkan sampai larut, meskipun ia tidak pernah bermalam di rumah. H

ORIENTASI CALON GTK SILN 2016

Ini adalah pertemuan pertama seluruh peserta seleksi GTK SILN 2016 setelah dinyatakan lulus seleksi. Kegiatan orientasi ini pertama kali dilaksanaka dalam sejarah rekrutmen GTK SILN. Setidaknya itu yang saya ketahui sampai saat ini. Karena terhitung tahun 2015, sejak pengelolaan SILN dilimpahkan kepada Kemdikbud dari Kemenlu bentuk penyelenggaraan rekrutmen GTK SILN juga mengalami perubahan. Orientasi dilakukan didua tempat. Tanggal 29-31 Oktober, orientasi dilaksanakan di Hotel The 101 Jakarta Sedayu Darmawangsa. Kemudian tanggal 31 Oktober s.d 2 November diadakan pelatihan pengajaran BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) di Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan (PSDDK) di Sentul, Bogor untuk guru SILN. Sedangkan tenaga kependidikan  (Tendik) SILN akan melanjutkan acara Lokakarya Aktivasi Data Pokok Pendidikan SILN pada tanggal 31 Oktober bertempat tetap di The 101 Jakarta. sumber: Grup SILN 2016 Dari rangkaian kegiatan,  terlihat jelas keseriusan Kemdikb

Genba TEY 10 di SMAN 1 Koba

Terdapat 24 jenis Ekstrakurikuler (Ekskul) di SMAN 1 Koba. Rasa-rasanya beragam jenis kecerdasan majemuk yang dimiliki peserta didik  dapat berkembang di dalam kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai di sekolah kami. Sama halnya dengan KIR atau Karya Ilmiah Remaja. Ekskul KIR  ini adalah satu jenis  ekskul  baru di SMAN 1 Koba. Jika ingin ditelusuri lebih jauh, maka ekskul ini adalah bagian materi pembelajaran Bahasa Indonesia yang hilang sejak kurikulum 2013 (K13) diberlakukan. Untuk jenjang SMA materi pelajaran membuat karya ilmiah ditiadakan. Sebelumnya, yaitu saat KTSP 2006 masih berlaku, tidak sulit menemukan ide brilian dari peserta didik sebagai bahan untuk berpatisipasi dalam lomba KIR. Guru Bahasa Indonesia cukup memilih dari karya penelitian peserta didik yag telah selesai sebagai tugas, kemudian menyesuaikan tema penelitian dengan tema lomba KIR yang sedang diadakan. Sayang, setelah K13 diberlakukan, praktis sekolah kesulitan mengikuti kegiatan lomba KIR karena peserta

Hari Ini (Genba, SILN, Daring)

Sebenarnya label curcol ini  bak penampungan tulisan yang tidak terkategorikan. Misalnya saat ini, ketika saya ingin menulis tapi sekiranya kurang banyak manfaatnya. Hanya ingin bercerita, menumpaskan rasa hari ini. Iya hari ini. Sejak pagi agenda sudah disusun, gaya :) Hari ini adalah jadwal menemani dua peneliti muda mengambil hasil uji air di BLH provinsi. Memang sekolah kami, SMAN 1 Koba masuk ke dalam 25 finalis Toyota Ecoyouth-10. Dari 2500 proposal se-Indonesia, Alhamdulillah salah satu proposal yang diajukan peserta didik kami masuk ke dalam 25 finalis terpilih. Mereka adalah Theodore Isaac dan Elfira Miranda. Dana penelitian 15 juta sudah mereka kantongi untuk penyelesaian proyek penelitian tersebut.  Dan hari ini adalah puncak pembuktian hipotesis penelitian mereka. Rencana pagi hari dengan menggunakan mobil sekolah kami, saya beserta dua peneliti muda itu akan mengambil hasil uji air secara mandiri. Namun setiba di sekolah kepsek menyampaikan akan mengantarkan kami se

Denyut MGMP Kami

Hari ini adalah petemuan ketiga MGMP. Saat akan berangkat ke sekolah tempat kegiatan, langit menunjukkan awan gelap. Hampir menyurutkan langkah. Jarak rumah peserta MGMP ke tempat acara antara 20-60 km. Ditempuh dengan kendaraan pribadi, lebih banyaknya roda dua. Jangan harap kendaraan umum. Sangat sulit. Bahkan di beberapa desa, hanya terdapat satu bus sebagai angkutan umum. Ada yang dengan durasi tiga jam sekali baru berangkat. Itu juga tidak pasti. Salah satu alasan mengapa MGMP kami mati suri adalah alasan mobilitas tersebut. Selain juga karena aktivitas lain dihari sabtu. Kabupaten Bangka Tengah sudah hampir tiga tahun menerapkan pola lima hari efektif belajar untuk jenjang SMP dan SMA sederajat. Aturan ini membuka tempat hari Sabtu sebagai hari guru belajar, yaitu hari MGMP. Dengan alasan ini, maka kami seolah tanpa libur. Senin-Jum'at mulai pukul 07.00-16.00 WIB. Lalu Sabtu  MGMP, ditambah pelajaran tambahan untuk mata pelajaran UN. Alasan-alasan inilah yang menyuru