Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2016

DENAH RUANG GURU

Sebagai warga di dalam lingkungan sekolah tentu saja pasti terlibat dalam rutinitas pekerjaan sekolah. Saya sebagai seorang guru mulai hari Senin sampai dengan Jum'at   hadir dan beraktivitas di sekolah. Menjadi tokoh pembelajaran di kelas, menyelesaikan tugas-tugas administrasi di ruang guru, kadang kala bercengkraman dengan siswa di koridor kelas ataupun di perpustakaan sekolah.  Namun mengingat padatnya jadwal mengajar, maka waktu saja banyak dibelanjakan di dalam pembelajaran. Sisa waktu, biasanya saya gunakan untuk mengoreksi tugas-tugas siswa, menyelesaikan segala administrasi guru yang sedikit. Maksudnya sedkit-sedikit diminta mengumpulkan berkas :) Nah kegiatan tersebut sering saya habiskan di ruang guru. Ruang guru adalah tempat yang nyaman untuk guru. Sayangnya bagi siswa belum tentu demikian. Siswa terkadang terlihat enggan untuk datang ke ruang guru. Misalnya siswa yang berkepentingan mengumpulkan tugas biasanya hanya menitip kepada  temannya untuk dikumpulkan

TESELASI

Bagi sebagian orang jika mendengar kata teselasi pasti terasa asing. Namun apabila disebutkan kata pengubinan maka hampir semua orang akan memiliki makna untuk kata tersebut. Ubin atau "keramik" digunakan untuk menutupi permukaan lantai. Lantai dapat tertutup penuh oleh ubin yanng disusun tanpa meninggalkan satu permukaan kosong. Mungkin demikian yang ada dibenak setiap orang ketika disebutkan kata pengubinan. Sama halnya dengan pengertian teselasi (tesselation dalam bahasa inggris) atau pengubinan. Teselasi adalah penyusunan pola atau bentuk yang berulang untuk menutupi seluruh permukaan bidang datar sehingga tidak ada bagian yang kosong. Contoh teselasi yang paling mudah ditemukan pada batik.  Di bawah ini gambar teselasi pada batik.        Teselasi dibuat dengan satu pola (bentuk) dasar berupa bidang beraturan. Ditinjau dari pola dasarnya tersebut, teselasi terbagi menjadi 3 jenis. Yaitu teselasi segitiga sama sisi, teselasi persegi, dan teselasi

ONIP 2015

Menjadi salah satu peserta Olimpiade Nasional Inovasi Pembelajaran (ONIP) Matematika tahun 2015 adalah kesempatan menuntut ilmu yang luar biasa. Menjadi finalis adalah sebuah tiket untuk mendapat ilmu ditataran nasional. Kesempatan bertemu guru-guru inovatif dari seluruh pelosok nusantara menjadi magnet tersendiri. ONIP terbagi menjadi tiga kategori yaitu inovasi produk ICT, non-ICT, dan model pembelajaran. Tapi dalam penilaian nanti dalam kelas penilaian dibagi menjadi dua kelas, yaitu kategori ICT dan non-ICT.  Jadi model bergabung dengan non-ICT dalam satu kelas. Menurut Kepala PPPPTK Matematika selaku penyelenggara kegiatan yaitu Bapak Prof. Widodo, produk ICT diberikan kuota finalis lebih banyak dibandingkan dengan kategori non-ICT. Dalam kegiatan ONIP kita tidak serta merta bersaing berkompetisi. Namun di sana kita diajarkan bagaimana membuat produk yang inovatif. Ada workshopnya. Belajar menulis makalah, belajar memperbaiki produk kita. Perlu diingat bahwa ONIP mengedepankan

Kecemasan Matematika

Apakah anda merasa gelisah, tegang,  dan tidak nyaman saat belajar matematika? Apakah anda seperti melupakan semua rumus matematika yang telah dipelajari saat ujian matematika berlangsung?  Bahkan merasa tegang, takut, dan sulit saat mendengar kata matematika? Jika ada jawaban pertanyaan-pertanyaan di atas adalah  iya, maka anda mungkin telah mengalami kecemasan matematika atau mathematics anxiety . Kecemasan matematika dapat dialami oleh siapa saja yang pernah belajar matematika secara formal, yang membedakan adalah tingkat atau kadar kecemasan tersebut, apakah rendah, sedang atau tinggi. Bahkan seorang guru matematika juga dapat mengalami kecemasan matematika, seperti yang terjadi para guru-guru matematika di Kota Banjarmasin (Sumardiyono, 2011) yang mengalami kecemasan matematika tingkat rendah. Hal ini dapat terjadi karena kecemasan matematika adalah aspek afektif hasil pembelajaran matematika kumulatif dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah atas (Suryanto, 2008). Jadi