Langsung ke konten utama

Meminta Kepada Allah

"O begitu ya bu." seloroh Aisyah mengisyaratkan paham.
"Iya, coba ingat bagaimana  cara Aisyah jika akan meminta uang kepada Ayah di rumah." Saya coba mengarahkan Aisyah.
"he he... iya bu, Aisyah akan baik-baikin Ayah, baru bilang minta uang". Jawab Aisyah dengan tersenyum malu-malu.

"Pasti Aisyah akan memuji Ayah, atau minimal bilang, Ayah yang baik dan tampan, Aisyah mau minta uang ....dan seterusnya.  Saya mulai memberi penjelasan.

Muka Aisyah bersemu, tersenyum tambah malu-malu. 

"Intinya sebelum meminta sesuatu, Aisyah akan bersikap baik kan, memuji dan menggunakan kalimat yang manis untuk mengakui kehebatan Ayah agar Ayahnya luluh dan bersedia memberi apa yang Aisyah minta. Itu jika meminta kepada Ayah, nah apalagi meminta kepada Allah" Sambung penjelasan saya.


Begitulah, percapakan sederhana yang lazim kami lakukan. Yaitu antara saya beserta siswa-siswa saat kegiatan Rohis di sekolah. Saat itu saya menjelaskan bagaimana adab berdo'a kepada Allah. Mengapa harus diawali dengan memuji dan mengagungkan Allah.


Saya mencoba mengajak mereka berpikir mengapa adabnya harus demikian. Percakapan sederhana seperti di atas barangkali dapat memberi mereka pemahaman atas materi Rohis yang diberikan. Jika meminta kepada orangtua yang merupakan manusia biasa saja kita harus bersikap baik, manis, memuji dan mengakui kehebatannya, apalagi meminta kepada Allah sang pemilik segala kenikmatan yang lebih agung dari apapun yang paling agung. 

Sebelum berdoa, kita dapat memujinya dengan tasbih, tahmid, takbir atau tahlil. Bukan hanya itu saja, keagungan Allah tertera pula ke dalam nama-namaNya. Maka gunakan asmaNya untuk memulai berdoa. Meskipun tanpa pujian dan pengakuan keagunggaNya dari kita, Allah tetaplah Agung. Tidak mengurangi  keagungannya sedikitpun. Karena Allah tidak memerlukannya, namun ini adalah adab kita sebagai hambaNya.


#2








Komentar

Postingan populer dari blog ini

DENAH RUANG GURU

Sebagai warga di dalam lingkungan sekolah tentu saja pasti terlibat dalam rutinitas pekerjaan sekolah. Saya sebagai seorang guru mulai hari Senin sampai dengan Jum'at   hadir dan beraktivitas di sekolah. Menjadi tokoh pembelajaran di kelas, menyelesaikan tugas-tugas administrasi di ruang guru, kadang kala bercengkraman dengan siswa di koridor kelas ataupun di perpustakaan sekolah.  Namun mengingat padatnya jadwal mengajar, maka waktu saja banyak dibelanjakan di dalam pembelajaran. Sisa waktu, biasanya saya gunakan untuk mengoreksi tugas-tugas siswa, menyelesaikan segala administrasi guru yang sedikit. Maksudnya sedkit-sedikit diminta mengumpulkan berkas :) Nah kegiatan tersebut sering saya habiskan di ruang guru. Ruang guru adalah tempat yang nyaman untuk guru. Sayangnya bagi siswa belum tentu demikian. Siswa terkadang terlihat enggan untuk datang ke ruang guru. Misalnya siswa yang berkepentingan mengumpulkan tugas biasanya hanya menitip kepada  temannya untuk dikumpulkan

Contoh Miskonsepsi

Setiap memulai tahun pelajaran baru, saya yang biasanya mengajar di kelas X beberapa kali (jika tidak ingin disebut sering) menemui cerita yang sama. Diantaranya adalah siswa yang belum hafal perkalian. Karena untuk mempercepat proses kalkulasi selain paham konsep perkalian, siswa sangat disarankan hafal perkalian. Namun beberapa siswa masih kesulitan dalam hal ini. Selain itu, masalah operasi bilangan negatif positif juga sama. Masih saja mereka kesulitan menyelesaikannya padahal sudah menginjak kelas X di SMA. Bahkan, bila saya mengulang kembali konsep operasi bilangan. Kesalaha tetap terjadi lagi. Seolah pelajaran terdahulu mereka sulit sekali dirubah. Apa yang mereka pahami pada awal mengenal konsep operasi seringkali belum benar.  Banyak faktor yang mempengaruhinya. Diantaranya adalah miskonsepsi dan atau memang belum paham konsep. Saya sangat tertarik dengan faktor miskonsepsi. Karena hal ini perlu menjadi perhatian guru. Istilah yang kadang diberikan guru akan melekat e

Klinometer

Materi trigonometri sangat menarik untuk diajarkan. Salah satunya bentuk pembelajaran yang dapat dilakukan adalah penugasan membuat klinometer. Dengan keterbukaan informasi saat ini, guru dapat dengan mudah memberikan tugas membuat klinometer. Guru cukup memberikan instruksi membuat klinometer dengan sumber informasi dari internet. Guru dapat memberikan beberapa situs yang dapat dirujuk siswa dalam membuat klinometer salah satunya di wikiHow . Guru dapat membebaskan siswa memilih untuk membuat klinometer dengan jenis tertentu. Biasanya dalam satu kelas, siswa akan membuat klinometer sebanyak tiga jenis. Beikut ini adalah contoh klinometer yang dibuat oleh siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 1 Koba. Model 1 Klinometer Model 1  Kelebihan   : pengamat dapat melakukan pengukuran seorang diri. Kekurangan: memerlukan penyangga atau  tempat meletakkan klinometer saat digunakan Model 2 Klinometer Model 2 Klinometer model 2 ini adalah klinometer yang paling banyak dibuat oleh