Seni merencanakan, apakah sudah pernah
mendengarnya, atau bahkan sudah memilikinya. Seingat saya orang-orang
‘perencanaan’ itu adalah otaknya sebuah intansi. Mereka pintar sekali membuat
rencana strategis (Renstra), atau apalah namanya saya juga kurang paham. Dan
kabar baiknya, banyak dari teman-teman saya duduk pada bidang perencanaan di kantornya.
Catat ya, banyak, artinya lebih dari dua
orang 😊Beruntung bisa berteman dengan para otak sebuah
kantor.
Baiklah kembali lagi kepada pokok
bahasan. Saya pernah membaca, katanya berencanalah, jika tidak, maka kita akan
masuk ke dalam rencana orang lain. Di lain kesempatan saya juga membaca, lebih
dari 70% perencanaan biasanya berhasil. Wah, sepertinya ini hasil riset, berani
menyebut angka. Intinya adalah membuat rencana itu adalah penting, malah sangat
penting.
Buatlah rencana hidup kita. Rencana
sehari ke depan, sebulan ke depan, setahun kemudian, lima tahun lagi atau lebih
lama lagi. Apakah akan menjadi seperti air yang mengalir saja, atau seperti
ilalang yang hanya mengikuti kemana arah angin membawa. Kita sendirilah pembuat skenario hidup kita, meskipun gongnya
ada kepada Allah. Buatlah rencana meski hanya dengan sebuah pensil, karena
penghapusnya mutlak ada pada Allah.
Kemudian untuk apa rencana itu dibuat.
Tentunya untuk memandu langkah kita. Memberi arah dalam hidup kita di dunia
maupun akhirat sana nanti. Nah, untuk membuat rencana ini diperlukan sebuah
seni, seni merencanakan namanya. Merancang masa depan dengan sebuah
kebijaksanaan. Tidak lalai hanya dengan orientsi mengejar dunia, dan tidak pula
bablas dengan menghalalkan segala cara.
Buatlah rencana untuk hidup sukses dunia sekaligus sebagai bekal sukses diakhirat
sana/.
Mari merencanakan. Aku, kamu, dan
kita. Semoga Allah mempertemukan kita dalam perjalanan melaksanakan rencana
itu. Karena tujuan kita sama bukan?
#30
Komentar
Posting Komentar