Langsung ke konten utama

Mempelajari Al Quran


Al-Quran diturunkan dalam Bahasa Arab, Allah yang lebih mengetahui mengapa demikian. Bahasa Arab merupakan bahasa yang paling indah. Meskipun saya sulit menjelaskan mengapa dikatakan indah, namun setidaknya aku paham mengapa. Semoga yang membaca dapat memaksakan diri untuk memaklumi maksud saya 😊
Tersebutlah sebuah cerita di sebuah kelas kursus Bahasa Arab. Awal pertemuan kurusu tentu didahului dengan sesi perkenalan. Hampir sebagian besar peserta kursus yang hadir telah memperkenalkan diri. Tinggal beberapa peserta yang duduk di barisan paling belakang. Lalu tibalah giliran seorang gadis bermuka pucat untuk memperkenalkan dirinya.

“Assamualaikum warahmatullah wabarakatuh, perkenalkan nama saya Hunan Frisilia, saat ini kuliah semester dua di pasca sarjana UPI jurusan Fisika.” Hunan memperkenalkan diri.
“Anti kuliah S2 Fisika, mengapa mau mengikuti kursus ini?” Tanya sang ustazdah yang telah siap memberikan materinya.
“Saya ingin mempelajari Al Quran ustadzah, kan Bahasa Al Quran Bahasa Arab.” Hunan memberikan alasannya.
“Iya, tapi kan jarang-jarang yang seperti anti. Biasanya seperti yang lain ini, kuliah jurusan Bahasa Arab atau Pendidikan Agama Islam. Sebenarnya apa alasan yang mendasari anti mengikuti kursus ini?” Kembali ustdzah bertanya dengan mimik penasaran dan menyangsikan.
Hunan menyimak pernyataan dan pertanyaan sang ustadzah dengan tersenyum berat. Gadis itu bingung dengan kesangsian sang ustadzah. Alasan apa yang akan diberikannya lagi jika itu memang adanya. Tetapi, demi menjawab rasa penasaran sang ustadzah, ia pun menjawab,
“InshaAllah ana akan menunaikan ibadah haji ustadzah, inshaAllah kemampuan berbahasa Arab akan sangat berguna di sana.” Jawab Hunan sekenanya karena ia hanya menemukan alasan itu dikepalanya, meskipun itu bukanlah alasan sebenarnya.
“Oh begitu ya...” Sahut sang ustadzah dengan nada melemah, tidak sepenasaran sebelumnya. Meskipun tetap tampak sangsi.

Cerita gadis bermuka pucat tadi sungguh menarik. Keinginan untuk mempelajari Al Quran dengan cara mempelajari Bahasa Arab disangsikan. Seolah mempelajari Bahasa Arab hanya milik para penuntun ilmu khusus jurusan Bahasa Arab atau Agama Islam saja. Apakah memang demikian?

Sebagai pedoman hidup tentunya Al Quran harus dipelajari oleh setiap muslim. Tentunya untuk dapat memahami apa isi dan kandungannya. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam memahami Al Quran, diantaranya sebagai berikut:
1.      Membacanya
Langkah pertama adalah kita harus melek Al Quran, bisa membacanya. Diperlukan ilmu untuk membacanya dengan benar, tartil.
2.      Membaca artinya
Karena Al Quran berbahasa bukan Bahasa Indonesia, maka bacalah artinya. Bisa dengan membaca terjemahannya atau yang lebih baik lagi membaca tafsirnya.
3.      Mempelajari Bahasa Arab
Terkait dengan poin kedua, maka untuk memudahkan memahami isinya tanpa perlu membaca terjemahan ataupun memudahkan memahami tasfirnya maka belajar Bahasa Arab akan sangat membantu dalam memahami Al Quran.
4.      Berguru
Al Quran adalah dasar hukum yang tidak cukup dipelajari dengan hanya menyimak penjelasan melalui keseluruhan ketiga poin sebelumnya. Meski zaman kekinian semakin mudah mengakses informasi dari berbagai media, istilahnya berguru dengan media Youtube juga bisa. Tetapi hal itu tidaklah cukup, tidak menyeluruh dan hanya sepotong-sepotong. Pemahaman rentan keliru dan bersifat tergesa. Berguru adalah hal yang paling penting jika ingin mempelajari Al Quran dengan benar. Belajarlah dengan guru yang memang memiliki wewenang ilmiah di bidang Al Quran.
Sekarang saatnya kita melihat posisi kita sudah sampai pada tahap apa. Jika sudah, maka sebaiknya dilanjutkan. Tetapi  intinya adalah bagaiman upaya maksimal untuk mempelajari Al Quran. Bukankah Allah telah menyebutkannya berulang kali di dalam surat Al Qomar.
“Dan sungguh, telah Kami Mudahkan Al Quran untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?”
Allah menegaskan ayat ini sebanyak empat kali. Bukankah artinya itu sangat penting. Berdasarkan ayat itu,  guru saya pernah berkata,
“Al Quran akan mudah jika kalian ingin mempelajarinya.”

Semoga Hunan tetap istiqomah untuk terus mempelajari Al Quran. Salam rindu dari sini.

#28


Komentar

Postingan populer dari blog ini

DENAH RUANG GURU

Sebagai warga di dalam lingkungan sekolah tentu saja pasti terlibat dalam rutinitas pekerjaan sekolah. Saya sebagai seorang guru mulai hari Senin sampai dengan Jum'at   hadir dan beraktivitas di sekolah. Menjadi tokoh pembelajaran di kelas, menyelesaikan tugas-tugas administrasi di ruang guru, kadang kala bercengkraman dengan siswa di koridor kelas ataupun di perpustakaan sekolah.  Namun mengingat padatnya jadwal mengajar, maka waktu saja banyak dibelanjakan di dalam pembelajaran. Sisa waktu, biasanya saya gunakan untuk mengoreksi tugas-tugas siswa, menyelesaikan segala administrasi guru yang sedikit. Maksudnya sedkit-sedikit diminta mengumpulkan berkas :) Nah kegiatan tersebut sering saya habiskan di ruang guru. Ruang guru adalah tempat yang nyaman untuk guru. Sayangnya bagi siswa belum tentu demikian. Siswa terkadang terlihat enggan untuk datang ke ruang guru. Misalnya siswa yang berkepentingan mengumpulkan tugas biasanya hanya menitip kepada  temannya untuk dikumpulkan

Contoh Miskonsepsi

Setiap memulai tahun pelajaran baru, saya yang biasanya mengajar di kelas X beberapa kali (jika tidak ingin disebut sering) menemui cerita yang sama. Diantaranya adalah siswa yang belum hafal perkalian. Karena untuk mempercepat proses kalkulasi selain paham konsep perkalian, siswa sangat disarankan hafal perkalian. Namun beberapa siswa masih kesulitan dalam hal ini. Selain itu, masalah operasi bilangan negatif positif juga sama. Masih saja mereka kesulitan menyelesaikannya padahal sudah menginjak kelas X di SMA. Bahkan, bila saya mengulang kembali konsep operasi bilangan. Kesalaha tetap terjadi lagi. Seolah pelajaran terdahulu mereka sulit sekali dirubah. Apa yang mereka pahami pada awal mengenal konsep operasi seringkali belum benar.  Banyak faktor yang mempengaruhinya. Diantaranya adalah miskonsepsi dan atau memang belum paham konsep. Saya sangat tertarik dengan faktor miskonsepsi. Karena hal ini perlu menjadi perhatian guru. Istilah yang kadang diberikan guru akan melekat e

Klinometer

Materi trigonometri sangat menarik untuk diajarkan. Salah satunya bentuk pembelajaran yang dapat dilakukan adalah penugasan membuat klinometer. Dengan keterbukaan informasi saat ini, guru dapat dengan mudah memberikan tugas membuat klinometer. Guru cukup memberikan instruksi membuat klinometer dengan sumber informasi dari internet. Guru dapat memberikan beberapa situs yang dapat dirujuk siswa dalam membuat klinometer salah satunya di wikiHow . Guru dapat membebaskan siswa memilih untuk membuat klinometer dengan jenis tertentu. Biasanya dalam satu kelas, siswa akan membuat klinometer sebanyak tiga jenis. Beikut ini adalah contoh klinometer yang dibuat oleh siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 1 Koba. Model 1 Klinometer Model 1  Kelebihan   : pengamat dapat melakukan pengukuran seorang diri. Kekurangan: memerlukan penyangga atau  tempat meletakkan klinometer saat digunakan Model 2 Klinometer Model 2 Klinometer model 2 ini adalah klinometer yang paling banyak dibuat oleh