Langsung ke konten utama

Program The Most Influential Person in The World

Ini adalah program literasi yang mulai saya garap sejak saya sadar betapa pentingnya literasi. Dimulai dengan program Buku Membaca dan Menulis (BMM) yang dimulai sejak tahun 2014. Alhamdulillah target dan tujuan yang diharapkan meskipun masih seujung kuku, tetapi mulai menampakkan hasil. Capaian terbesarnya adalah seorang siswa telah menelurkan dua buah novel dan puluhan cerpen yang telah diterbitkan. 

Berawal dari program BMM itu pula program The Most Influential Person in The World dimulai. Sebenarnya sejak dulu, tujuan program ini direalisasikan. Hanya saja belum terkonsep dengan jelas. Bentuknya adalah memanfaatkan 5-10 menit terakhir jam pelajaran yang saya ampu dengan cerita motivasi dan sejarah tokoh dunia. Antusias siswa terlihat dengan sering menagih dan mengingatkan saya untuk bercerita di akhir jam pelajarn. Namun sayang kegiatan tersebut belum dapat terukur secara maksimal. 

Sejak program BMM berjalan, saya dapat mengetahui permasalahan dan suasana hati siswa yang dicurahkan secara tertulis dalam BMM. Nah, di sana saya mulai banyak menemukan beragam cerita generasi kekinian. Secara mental siswa mulai terjangkit virus alay dan galau. Memang menjadi generasi saat ini sangat berat ujiannya. Media siang malam menyerang dari berbagai sendi kehidupan mereka. Saya tidak dapat membayangkan apakah saya dapat kuat melewati masa sekolah dengan baik jika saya berada pada generasi saat ini. Bermula dari sinilah, maka program The Most Influential Person in The World perlu segera dilaksanakan. 

Saya berharap program ini akan membuka mata siswa-siswa saya, jika hidup ini mesti dilalui dengan tegar. Masa muda sangat menentukan masa depan mereka. Mereka patut mencontoh bagaimana tokoh-tokoh dunia lahir dari gigihnya perjuangan hidup dan keras keras. Siswa saya harus pandai mensyukuri nikmat dengan memanfaatkan potensi dirinya. Mereka harus paham jika setiap mereka adalah unik. Allah telah menganugerahkan setiap mereka kecerdasan yang memikat. Tinggal bagaimana mereka berproses menemukan potensi itu, kemudian mengasahkan sehingga melahirkan karya. 

Di sinilah peran cerita-cerita itu. Siswa dapat mencari tahu, mendengar dan menceritakan kisah tokoh dunia yang memang nyata, hidup dan mereka idolakan. Dibalik kisah-kisah itu siswa akan menyadari bahwa meraih mimpi sehingga sukses bukan lewat alay dan galau. Tetapi dengan kerja keras, tekun dan pantang menyerah. 

Baiklah, ini skenario program The Most Influential Person in The World.
1. Setiap siswa wajib menyiapkan satu cerita (biografi) tentang tokoh dunia yang mereka sukai.
2. Setiap siswa secara bergiliran akan menceritakan kisah yang mereka siapkan di depan kelas.
3. Program dilaksanakan pada saat jam literasi  (program penumbuhan budi pekerti) yaitu 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Dalam satu minggu hanya pada hari Selasa, Rabu, dan Kamis.
4. Penentuan giliran siswa bercerita dilakukan dengan cara pengundian. Jadi setiap siswa harus siap setiap saat.
5. Dalam satu hari berjalan program ini, siswa yang mendapatkan kesempatan bercerita berjumlah maksimal dua orang.
6. Setiap siswa yang bercerita akan dinilai secara objektif dengan papan program The Most Influential Person in The World yang ditempel dikelas oleh teman satu kelas. Kategori penilaian terdapat pada papan program.
7. Diakhir program yang ditandai dengan seluruh siswa telah mendapat kesempatan bercerita, akan ditentukan tiga siswa dengan nilai tertinggi dalam The Best Performance dan akan mendapat bingkisan dari wali kelas.
8. Salah satu siswa ditunjuk sebagai penanggung jawab jawab program ini. Tugasnya memastikan program berjalan dan menuliskan skor (penilaian) pada papan program.


Pembacaan cerita dari salah satu siswa
Varyan sedang menceritakan kisah Youtuber favoritnya.

Berikut ini adalah papan program The Most Influential Person in World Kelas X MIPA 1.
Papan Penilaian Program The Most Influential Person in The World Kelas X IPA 1





Diluar dugaan dan tujuan, ternyata program ini mengembangkan kecerdasan verbal. Siswa yang berpotensi memiliki kecerdasan tersebut terlihat sangat pandai bercerita dan seolah dapat menghipnotis teman-temannya dengan kisah tokoh yang dipilihnya. Benar saja, terlalu banyak ilmu di dunia ini yang tidak terukur oleh lembar-lembar rapor tiap semester. Salah satunya adalah kemampuan bercerita. Di program ini, beberapa dari siswa kelas X IPA 1 menemukan potensinya. Mereka adalah para The Best Performance. Berikut ini adalah bingkisan kecil bagi The Best Performance, yaitu Sella Violeta, Ari Amanda dan Maela Suwantitri. 

Bingkisan Kecil bagi The Best Performance

Meskipun evaluasi program ini baru akan dilakukan, namun mengingat tujuan besar program ini, maka wajib terus dilaksanakan. Setidaknya pada kelas dimana saya adalah wali kelasnya. 
Salam Literasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DENAH RUANG GURU

Sebagai warga di dalam lingkungan sekolah tentu saja pasti terlibat dalam rutinitas pekerjaan sekolah. Saya sebagai seorang guru mulai hari Senin sampai dengan Jum'at   hadir dan beraktivitas di sekolah. Menjadi tokoh pembelajaran di kelas, menyelesaikan tugas-tugas administrasi di ruang guru, kadang kala bercengkraman dengan siswa di koridor kelas ataupun di perpustakaan sekolah.  Namun mengingat padatnya jadwal mengajar, maka waktu saja banyak dibelanjakan di dalam pembelajaran. Sisa waktu, biasanya saya gunakan untuk mengoreksi tugas-tugas siswa, menyelesaikan segala administrasi guru yang sedikit. Maksudnya sedkit-sedikit diminta mengumpulkan berkas :) Nah kegiatan tersebut sering saya habiskan di ruang guru. Ruang guru adalah tempat yang nyaman untuk guru. Sayangnya bagi siswa belum tentu demikian. Siswa terkadang terlihat enggan untuk datang ke ruang guru. Misalnya siswa yang berkepentingan mengumpulkan tugas biasanya hanya menitip kepada  temannya untuk dikumpulkan

Contoh Miskonsepsi

Setiap memulai tahun pelajaran baru, saya yang biasanya mengajar di kelas X beberapa kali (jika tidak ingin disebut sering) menemui cerita yang sama. Diantaranya adalah siswa yang belum hafal perkalian. Karena untuk mempercepat proses kalkulasi selain paham konsep perkalian, siswa sangat disarankan hafal perkalian. Namun beberapa siswa masih kesulitan dalam hal ini. Selain itu, masalah operasi bilangan negatif positif juga sama. Masih saja mereka kesulitan menyelesaikannya padahal sudah menginjak kelas X di SMA. Bahkan, bila saya mengulang kembali konsep operasi bilangan. Kesalaha tetap terjadi lagi. Seolah pelajaran terdahulu mereka sulit sekali dirubah. Apa yang mereka pahami pada awal mengenal konsep operasi seringkali belum benar.  Banyak faktor yang mempengaruhinya. Diantaranya adalah miskonsepsi dan atau memang belum paham konsep. Saya sangat tertarik dengan faktor miskonsepsi. Karena hal ini perlu menjadi perhatian guru. Istilah yang kadang diberikan guru akan melekat e

Klinometer

Materi trigonometri sangat menarik untuk diajarkan. Salah satunya bentuk pembelajaran yang dapat dilakukan adalah penugasan membuat klinometer. Dengan keterbukaan informasi saat ini, guru dapat dengan mudah memberikan tugas membuat klinometer. Guru cukup memberikan instruksi membuat klinometer dengan sumber informasi dari internet. Guru dapat memberikan beberapa situs yang dapat dirujuk siswa dalam membuat klinometer salah satunya di wikiHow . Guru dapat membebaskan siswa memilih untuk membuat klinometer dengan jenis tertentu. Biasanya dalam satu kelas, siswa akan membuat klinometer sebanyak tiga jenis. Beikut ini adalah contoh klinometer yang dibuat oleh siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 1 Koba. Model 1 Klinometer Model 1  Kelebihan   : pengamat dapat melakukan pengukuran seorang diri. Kekurangan: memerlukan penyangga atau  tempat meletakkan klinometer saat digunakan Model 2 Klinometer Model 2 Klinometer model 2 ini adalah klinometer yang paling banyak dibuat oleh