Langsung ke konten utama

Pemenang Toyota Ecoyouth 10

"Ketika kita telah membulatkan tekad, maka alam sekitar akan bersekutu untuk mewujudkannya." Tidak tahu persis kalimat diatas siapa yang mengucapkan pertama kali. Pastinya kalimat tersebut sekarang tidak kami sangsikan. Alhamdulillah, dalam Final Awarding (FA) Toyota Ecoyouth (TEY) ke-10, tim kami didaulat sebagai juara ke-3 dalam kategori sain. Tidak tanggung-tanggung hadiah yang dibawa pulang adalah uang tunai 30 juta rupiah. Ukuran uang yang sangat banyak untuk anak SMA.

Sejak awal dinyatakan masuk sebagai salah satu dari 25 finalis, tim kami sudah menetapkan target. Jepang, yaitu hadiah untuk juara pertama sekaligus terfavorit. Firasat kami tidak berlebihan, ketika acara Genba (lengkapnya baca di sini), sekolah kami mendapat kehormatan dikunjungi langsung oleh Senior Direktur Toyota. Padahal Genba di sekolah finalis lainnya terkadang hanya dihadiri oleh dua orang tim TEY. Sedangkan di SMAN 1 Koba, turun langsung enam perwakilan TEY termasuk Senior Directornya. Ternyata itu adalah awal ketertarikan TEY terhadap projek kami.

Mitelor adalah alat yang dirancang oleh Theodore Isaac dan Elfira Miranda untuk mengolah air bekas tambang timah yang berbahaya bagi kesehatan karena mengandung logam-logam berat menjadi air yang dapat dikonsumsi masyarakat  dengan memenuhi standar baku mutu air.  Mitelor (Mini Teknologi Kelor) memadukan serbuk biji tanaman Kelor dengan alat filtrasi air sederhana. Biji kelor sendiri berfungsi mengikat logam, sedangkan alat filtrasi air menormalkan pH air, menghilangkan bau, menjernihkan air, serta menyaring partikel lainnya. Rancangan Mitelor ini berhasil memikat hati dewan juri di FA tanggal 19-21 Desember 2016 lalu di Hotel Santika TMII Jakarta. Selengkapnya FA TEY 10 dalam dilihat di sini.

Keberhasilan ini tentu saja membawa harum nama SMA Negeri 1 Koba ditataran kompetisi KIR tingkat Nasional. Ini adalah kali pertama SMA Negeri 1 Koba mengikuti TEY, karena minimnya informasi sebelumnya. Namun, meskipun baru pertama kali, tetapi tim kami sudah berhasil berbicara di TEY 10. Setidaknya kalimat, "Bercita-citalah setinggi langit. Karena jika kalian tidak dapat mencapainya, kalian akan jatuh diantara bintang-bintang," memang terbukti. Target Jepang, jatuh kepada uang tunai untuk bekal tim kami melanjutkan jenjang pendidikan selepas SMA. Eureka...

Persiapan Final Awarding

Pemenang TEY 10 Kategori Sain



 Ir. Edward Otto Kanter (Senior Directur Toyota), Theodhore Isaac, dan Elfira Miranda 


Ada yang menarik setelah kabar kemenangan kami sampai ke daerah. Tepatnya tanggal 22 Desember 2016, harian Bangka Pos yang merupakan harian terbesar di provinsi Babel membuat berita tentang kemenangan tim kami. Tapi lucunya, baik kedua anggota tim kami serta guru pembimbingnya belum pernah diwawancara oleh harian Bangka Pos itu, namun dalam halaman koran itu jelas tertulis kalimat-kalimat langsung dari hasil wawancara dengan tim dan guru pembimbingnya. Untungnya berita tersebut adalah berita gembira, serta isi hasil wawancara yang "belum pernah dilakukan kepada tim kami"  cukup mewakili dan positif. Jadi biarkan saja :) berita gembira silahkan dibagikan seluas-luasnya.

Berita Kemenangan Tim di Bangka Pos

Semoga akan semakin banyak lahir para peneliti muda untuk tahun-tahun selanjutnya di SMA Negeri 1 Koba. Melihat, berpikir, membaca, kemudian mencari solusi, lalu menuliskannya. Banyak ilmu dan pengetahuan akan berkembang dalam menggarap karya ilmiah. Namun satu hal yang patut diingat, "peneliti itu boleh salah, tapi tidak boleh berbohong". Selamat berkarya, jadikan karya sebagai kartu nama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DENAH RUANG GURU

Sebagai warga di dalam lingkungan sekolah tentu saja pasti terlibat dalam rutinitas pekerjaan sekolah. Saya sebagai seorang guru mulai hari Senin sampai dengan Jum'at   hadir dan beraktivitas di sekolah. Menjadi tokoh pembelajaran di kelas, menyelesaikan tugas-tugas administrasi di ruang guru, kadang kala bercengkraman dengan siswa di koridor kelas ataupun di perpustakaan sekolah.  Namun mengingat padatnya jadwal mengajar, maka waktu saja banyak dibelanjakan di dalam pembelajaran. Sisa waktu, biasanya saya gunakan untuk mengoreksi tugas-tugas siswa, menyelesaikan segala administrasi guru yang sedikit. Maksudnya sedkit-sedikit diminta mengumpulkan berkas :) Nah kegiatan tersebut sering saya habiskan di ruang guru. Ruang guru adalah tempat yang nyaman untuk guru. Sayangnya bagi siswa belum tentu demikian. Siswa terkadang terlihat enggan untuk datang ke ruang guru. Misalnya siswa yang berkepentingan mengumpulkan tugas biasanya hanya menitip kepada  temannya untuk dikumpulkan

Contoh Miskonsepsi

Setiap memulai tahun pelajaran baru, saya yang biasanya mengajar di kelas X beberapa kali (jika tidak ingin disebut sering) menemui cerita yang sama. Diantaranya adalah siswa yang belum hafal perkalian. Karena untuk mempercepat proses kalkulasi selain paham konsep perkalian, siswa sangat disarankan hafal perkalian. Namun beberapa siswa masih kesulitan dalam hal ini. Selain itu, masalah operasi bilangan negatif positif juga sama. Masih saja mereka kesulitan menyelesaikannya padahal sudah menginjak kelas X di SMA. Bahkan, bila saya mengulang kembali konsep operasi bilangan. Kesalaha tetap terjadi lagi. Seolah pelajaran terdahulu mereka sulit sekali dirubah. Apa yang mereka pahami pada awal mengenal konsep operasi seringkali belum benar.  Banyak faktor yang mempengaruhinya. Diantaranya adalah miskonsepsi dan atau memang belum paham konsep. Saya sangat tertarik dengan faktor miskonsepsi. Karena hal ini perlu menjadi perhatian guru. Istilah yang kadang diberikan guru akan melekat e

Klinometer

Materi trigonometri sangat menarik untuk diajarkan. Salah satunya bentuk pembelajaran yang dapat dilakukan adalah penugasan membuat klinometer. Dengan keterbukaan informasi saat ini, guru dapat dengan mudah memberikan tugas membuat klinometer. Guru cukup memberikan instruksi membuat klinometer dengan sumber informasi dari internet. Guru dapat memberikan beberapa situs yang dapat dirujuk siswa dalam membuat klinometer salah satunya di wikiHow . Guru dapat membebaskan siswa memilih untuk membuat klinometer dengan jenis tertentu. Biasanya dalam satu kelas, siswa akan membuat klinometer sebanyak tiga jenis. Beikut ini adalah contoh klinometer yang dibuat oleh siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 1 Koba. Model 1 Klinometer Model 1  Kelebihan   : pengamat dapat melakukan pengukuran seorang diri. Kekurangan: memerlukan penyangga atau  tempat meletakkan klinometer saat digunakan Model 2 Klinometer Model 2 Klinometer model 2 ini adalah klinometer yang paling banyak dibuat oleh