Langsung ke konten utama

Contoh Soal HOTS Matematika SD

Saat ini guru sedang dilanda demam HOTS. Pasalnya sejak tahun 2015, dalam UN pemerintah telah mengeluarkan beberapa soal HOTS. Soal HOTS (Higher Order Thinking Skill) adalah soal yang mengukur kemampuan tingkat tinggi siswa. Soal HOTS tidak sama dengan soal sulit. Soal HOTS bercirikan adanya stimulus atau konteks yang menghubungkan siswa dengan konsep yang sudah dipelajarinya untuk menyelesaikan masalah. 

Berikut akan disajikan satu contoh  soal HOTS pada pelajaran matematika yang mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa SD. 

Soal.

Seekor katak berada di dalam dasar sumur yang kedalamannya 10 meter dari bibir sumur. Untuk dapat keluar dari dasar sumur katak harus melompat naik. Pada siang hari, katak dapat naik 3 meter. Namun karena malam hari dingin sehingga licin, maka katak turun lagi 2 meter. Keesokan harinya katak naik lagi 3 meter, dan malamnya selalu turun lagi 2 meter, demikian seterusnya. Berapa lama atau berapa harikah katak akan sampai keluar dari sumur?



Permasalahan diatas biasanya akan dijawab dengan mudah oleh siswa dengan menggunakan penalaran yang salah. Siswa akan berpikir jika pada siang hari katak naik 3 meter kemudian pada malam hari turun 2 meter, artinya dalam satu hari katak hanya akan naik setinggi 1 meter. Kemudian dua hari menjadi 2 meter dan seterusnya. Sehingga untuk mencapai tinggi sumur yang 10 meter maka katak akan sampai keluar selama 10 hari ke bibir sumur.

Mengapa jawaban cepat siswa itu salah, karena siswa tidak memperhatikan posisi katak saat akan sampai ke bibir sumur. Mari kita perhatikan penalaran berikut.

Dengan asumsi setiap hari katak akan naik 1 meter, maka pada hari keenam katak berada pada ketinggian 6 meter. Pada siang hari ketujuh katak naik hingga mencapai ketinggian 9 meter, dan malam harinya turun 2 meter. Akibatnya tepat selesai hari ketujuh katak telah mencapai ketinggian 7 meter. Jadi pada siang hari kedelapan katak naik kembali setinggi 3 meter, sehingga mencapai ketinggian 10 meter. Meskipun malam hari tiba, katak tidak akan turun lagi karena sumur berada dibibir sumur. Dengan demikian pada hari kedelapan katak sudah keluar dari dalam sumur.


Sumber:
Turmudi. (2009). Taktik dan Strategi Pembelajaran Matematika Referensi untuk Guru SD/MI, Mahasiswa, dan Umum. Jakarta: Leuser Cita Pustaka.



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

DENAH RUANG GURU

Sebagai warga di dalam lingkungan sekolah tentu saja pasti terlibat dalam rutinitas pekerjaan sekolah. Saya sebagai seorang guru mulai hari Senin sampai dengan Jum'at   hadir dan beraktivitas di sekolah. Menjadi tokoh pembelajaran di kelas, menyelesaikan tugas-tugas administrasi di ruang guru, kadang kala bercengkraman dengan siswa di koridor kelas ataupun di perpustakaan sekolah.  Namun mengingat padatnya jadwal mengajar, maka waktu saja banyak dibelanjakan di dalam pembelajaran. Sisa waktu, biasanya saya gunakan untuk mengoreksi tugas-tugas siswa, menyelesaikan segala administrasi guru yang sedikit. Maksudnya sedkit-sedikit diminta mengumpulkan berkas :) Nah kegiatan tersebut sering saya habiskan di ruang guru. Ruang guru adalah tempat yang nyaman untuk guru. Sayangnya bagi siswa belum tentu demikian. Siswa terkadang terlihat enggan untuk datang ke ruang guru. Misalnya siswa yang berkepentingan mengumpulkan tugas biasanya hanya menitip kepada  temannya untuk dikumpulkan

Contoh Miskonsepsi

Setiap memulai tahun pelajaran baru, saya yang biasanya mengajar di kelas X beberapa kali (jika tidak ingin disebut sering) menemui cerita yang sama. Diantaranya adalah siswa yang belum hafal perkalian. Karena untuk mempercepat proses kalkulasi selain paham konsep perkalian, siswa sangat disarankan hafal perkalian. Namun beberapa siswa masih kesulitan dalam hal ini. Selain itu, masalah operasi bilangan negatif positif juga sama. Masih saja mereka kesulitan menyelesaikannya padahal sudah menginjak kelas X di SMA. Bahkan, bila saya mengulang kembali konsep operasi bilangan. Kesalaha tetap terjadi lagi. Seolah pelajaran terdahulu mereka sulit sekali dirubah. Apa yang mereka pahami pada awal mengenal konsep operasi seringkali belum benar.  Banyak faktor yang mempengaruhinya. Diantaranya adalah miskonsepsi dan atau memang belum paham konsep. Saya sangat tertarik dengan faktor miskonsepsi. Karena hal ini perlu menjadi perhatian guru. Istilah yang kadang diberikan guru akan melekat e

Klinometer

Materi trigonometri sangat menarik untuk diajarkan. Salah satunya bentuk pembelajaran yang dapat dilakukan adalah penugasan membuat klinometer. Dengan keterbukaan informasi saat ini, guru dapat dengan mudah memberikan tugas membuat klinometer. Guru cukup memberikan instruksi membuat klinometer dengan sumber informasi dari internet. Guru dapat memberikan beberapa situs yang dapat dirujuk siswa dalam membuat klinometer salah satunya di wikiHow . Guru dapat membebaskan siswa memilih untuk membuat klinometer dengan jenis tertentu. Biasanya dalam satu kelas, siswa akan membuat klinometer sebanyak tiga jenis. Beikut ini adalah contoh klinometer yang dibuat oleh siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 1 Koba. Model 1 Klinometer Model 1  Kelebihan   : pengamat dapat melakukan pengukuran seorang diri. Kekurangan: memerlukan penyangga atau  tempat meletakkan klinometer saat digunakan Model 2 Klinometer Model 2 Klinometer model 2 ini adalah klinometer yang paling banyak dibuat oleh