Langsung ke konten utama

Penyusunan Soal USBN

Tidak pernah terlintas jika USBN jadi diberlakukan. Ibarat rumah, USBN sudah seperti serambi tetangga. Rupanya karena lamaran ditolak (baca; moratorium UN ditolak presiden), maka dengan malu-malu UN tetap jadi dilaksanakan. Tentu saja para proktor dan teknisi cukup berlega hati. Woro-woro UNBK akan diselesaikan dengan elegan. Apalagi para penulis soal HOTS yang sudah terseleksi oleh Puspendik secara online. Email balasan akan ada kelanjutannya. Bisa jadi pengalaman yang sangat luar biasa.

Tanggal 17-21 Desember lalu Direktorat GTK Dikmen mengadakan Pelatihan Pengembangan Karir Guru dalam Penyusunan Soal USBN Tahun 2016, bertempat di Hotel Maharani Jakarta Selatan. Sasaran Diklat adalah 90 orang guru dari jenjang SD, SMP dan SMA/SMK dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Barangkali terdengar janggal, diklat dengan peserta berasal dari satu provinsi diadakan di Jakarta. Karena menurut hemat para peserta, akan sangat efisien jika diklat diadakan di Bangka Belitung saja. Namun dengan berbagai pertimbangan, panitia menjelaskan adanya hambatan untuk mengadakan pelatihan di Bangka Belitung. Lalu yang menarik mengapa hanya peserta dari provinsi Bangka Belitung saja yang diundang. Rupanya sasaran peserta telah dibagi untuk berbagai instansi. Direktorat GTK Dikmen kebagian mengelola pelatihan untuk guru wilayah Bangka Belitung.

Pelatihan Pengembangan Karir Guru dalam Penyusunan Soal USBN Tahun 2016

Kriteria yang digunakan dalam pemilihan peserta didasarkan pada data dari P4TK dan nilai UKG. Rumpun mata pelajaran juga beragam hampir semua mata pelajaran ada. Demikian pula dengan Instruktur Nasional dalam pelatihan berasal dari berbagai instansi. Mulai dari P4TK Matematika yaitu Bapak Sigit Triguntoro dan Bapak Agus Dwi Wibawa. Kemudian Bapak Mulyadi dan Ibu Elvira Ratna Sari dari P4TK Bahasa. Bapak Mulyo Hadi Sapto Widodo dan Bapak Musana dari P4TK BMTI. Lalu Bapak Mangasa Aritonang dari P4TK Bisnis dan Pariwisata. Terdapat pula Ibu Yenny Sukriani dari SMA 70 Jakarta dan Bapak Wilson Sandi dari LPMP Bangka Belitung.

Sesi Materi Pertama oleh Bapak Mulyo


Peserta pelatihan nantinya akan menjadi instruktur provinsi yang akan melatih guru di daerah dalam menyusun soal USBN. Soal USBN yang telah dibuat dalam pelatihan ini akan masuk ke dalam bank soal USBN disatukan dengan soal USBN yang telah disusun oleh guru dari provinsi lain. Kemudian soal akan diseleksi, lalu sebanyak 25% soal USBN akan digunakan dalan USBN 2017 nanti.

Dalam pelatihan ini para peserta diberikan bekal terkait USBN. Mulai dari bagaimana cara membuat perangkat soal yang baik dengan membuat kisi-kisi soal terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan membuat karti soal. Materi bagaimana membuat soal pilihan ganda dan uraian serta soal HOTS juga diberikan. Output dari pelatihan ini adalah 13 soal USBN terdiri dari 10 soal pilihan ganda dan tiga soal uraian. Soal pilihan ganda terdiri dari empat soal LOT, lima soal HOT, dan satu soal HOTTER. 

Muncul istilah baru lagi ini, HOTTER. Pembahasan terkait soal ini akan dibahas kemudian (semoga tidak malas menulis^^). Intinya dua tahun belakangan ini soal HOT menjadi buah bibir.  Apapun itu, semoga kebijakan baru ini akan semakin membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Semoga harapan peserta didik dapat terus meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang banyak dibutuhkan dalam hidup akan segera terwujud. Bukan PISA parameternya, tapi kebutuhan peserta didik kita.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

DENAH RUANG GURU

Sebagai warga di dalam lingkungan sekolah tentu saja pasti terlibat dalam rutinitas pekerjaan sekolah. Saya sebagai seorang guru mulai hari Senin sampai dengan Jum'at   hadir dan beraktivitas di sekolah. Menjadi tokoh pembelajaran di kelas, menyelesaikan tugas-tugas administrasi di ruang guru, kadang kala bercengkraman dengan siswa di koridor kelas ataupun di perpustakaan sekolah.  Namun mengingat padatnya jadwal mengajar, maka waktu saja banyak dibelanjakan di dalam pembelajaran. Sisa waktu, biasanya saya gunakan untuk mengoreksi tugas-tugas siswa, menyelesaikan segala administrasi guru yang sedikit. Maksudnya sedkit-sedikit diminta mengumpulkan berkas :) Nah kegiatan tersebut sering saya habiskan di ruang guru. Ruang guru adalah tempat yang nyaman untuk guru. Sayangnya bagi siswa belum tentu demikian. Siswa terkadang terlihat enggan untuk datang ke ruang guru. Misalnya siswa yang berkepentingan mengumpulkan tugas biasanya hanya menitip kepada  temannya untuk dikumpulkan

Contoh Miskonsepsi

Setiap memulai tahun pelajaran baru, saya yang biasanya mengajar di kelas X beberapa kali (jika tidak ingin disebut sering) menemui cerita yang sama. Diantaranya adalah siswa yang belum hafal perkalian. Karena untuk mempercepat proses kalkulasi selain paham konsep perkalian, siswa sangat disarankan hafal perkalian. Namun beberapa siswa masih kesulitan dalam hal ini. Selain itu, masalah operasi bilangan negatif positif juga sama. Masih saja mereka kesulitan menyelesaikannya padahal sudah menginjak kelas X di SMA. Bahkan, bila saya mengulang kembali konsep operasi bilangan. Kesalaha tetap terjadi lagi. Seolah pelajaran terdahulu mereka sulit sekali dirubah. Apa yang mereka pahami pada awal mengenal konsep operasi seringkali belum benar.  Banyak faktor yang mempengaruhinya. Diantaranya adalah miskonsepsi dan atau memang belum paham konsep. Saya sangat tertarik dengan faktor miskonsepsi. Karena hal ini perlu menjadi perhatian guru. Istilah yang kadang diberikan guru akan melekat e

Klinometer

Materi trigonometri sangat menarik untuk diajarkan. Salah satunya bentuk pembelajaran yang dapat dilakukan adalah penugasan membuat klinometer. Dengan keterbukaan informasi saat ini, guru dapat dengan mudah memberikan tugas membuat klinometer. Guru cukup memberikan instruksi membuat klinometer dengan sumber informasi dari internet. Guru dapat memberikan beberapa situs yang dapat dirujuk siswa dalam membuat klinometer salah satunya di wikiHow . Guru dapat membebaskan siswa memilih untuk membuat klinometer dengan jenis tertentu. Biasanya dalam satu kelas, siswa akan membuat klinometer sebanyak tiga jenis. Beikut ini adalah contoh klinometer yang dibuat oleh siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 1 Koba. Model 1 Klinometer Model 1  Kelebihan   : pengamat dapat melakukan pengukuran seorang diri. Kekurangan: memerlukan penyangga atau  tempat meletakkan klinometer saat digunakan Model 2 Klinometer Model 2 Klinometer model 2 ini adalah klinometer yang paling banyak dibuat oleh