Langsung ke konten utama

Pelatihan Penulisan Soal Tahun 2017

Perkembangan teknologi terus melesat. Kita, mau tidak mau, dan akhirnya harus mau mengikuti perkembangan teknologi untuk menyesuaikan kebutuhan saat ini. Termasuk pula dalam teknis penulisan soal nasional.

Sebelumnya Kemdikbud dalam hal ini Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) mengadakan soal ujian nasional ataupun bank soal nasional dengan mendatangkan guru-guru penulis soal yang biasanya berdomisili di Jabodetabek. Hal ini tentu saja di bawah alasan merampingan biaya operasional. 

Menurut salah  penulis soal yang membantu puspendik saat itu. Sepulang menjalankan tugas sebagai guru, mereka akan ke Puspendik untuk menulis soal. Teknisnya semua dilakukan secara manual. Tidak ada perangkat teknologi yang diperkenankan dibawa masuk saat itu, termasuk laptop atau ponsel. Biasanya rata-rata mereka dapat menulis satu soal setiap harinya.

Namun tahun ini Puspendik mulai mengubah pola mengadaan bank soal Nasional. Melalui laman https://siap.puspendik.kemdikbud.go.id Puspendik menjaring penulis soal di seluruh Indonesia yang akan dilatih di empat provinsi. Yaitu Yogyakarta provinsi DIY, Surakarta provinsi Jawa Tengah, Bandung provinsi Jawa Barat dan Pangkalpinang provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Alasan pemilihan lokasi tempat pelatihan adalah karena nilai UKG guru pada provinsi tersebut tinggi dan indeks integritas UN  di provinsi itu tinggi.

Tindak lanjut dari pelatihan penulisan soal ini berupa penugasan penulisan soal kepada peserta yang telah dilatih. Penulis soal akan menulis soal dan mengirim soal secara online melalui laman https://siap.puspendik.kemdikbud.go.id. Jadi waktu penulisan lebih fleksibel dan dapat dilakukan dimana saja. Namun untuk menjaga sifat kerahasiaan soal nasional, maka seluruh penulis soal menandatangi Pakta Integritas penulis soal bank soal nasional. Minimal dengan dipilihnya provinsi yang memiliki indeks integritas tinggi adalah langkah preventif yang dilakukan Puspendik.



Peserta Pelatihan Penulis Soal di Pangkalpinang, Babel



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

DENAH RUANG GURU

Sebagai warga di dalam lingkungan sekolah tentu saja pasti terlibat dalam rutinitas pekerjaan sekolah. Saya sebagai seorang guru mulai hari Senin sampai dengan Jum'at   hadir dan beraktivitas di sekolah. Menjadi tokoh pembelajaran di kelas, menyelesaikan tugas-tugas administrasi di ruang guru, kadang kala bercengkraman dengan siswa di koridor kelas ataupun di perpustakaan sekolah.  Namun mengingat padatnya jadwal mengajar, maka waktu saja banyak dibelanjakan di dalam pembelajaran. Sisa waktu, biasanya saya gunakan untuk mengoreksi tugas-tugas siswa, menyelesaikan segala administrasi guru yang sedikit. Maksudnya sedkit-sedikit diminta mengumpulkan berkas :) Nah kegiatan tersebut sering saya habiskan di ruang guru. Ruang guru adalah tempat yang nyaman untuk guru. Sayangnya bagi siswa belum tentu demikian. Siswa terkadang terlihat enggan untuk datang ke ruang guru. Misalnya siswa yang berkepentingan mengumpulkan tugas biasanya hanya menitip kepada  temannya untuk dikumpulkan

Contoh Miskonsepsi

Setiap memulai tahun pelajaran baru, saya yang biasanya mengajar di kelas X beberapa kali (jika tidak ingin disebut sering) menemui cerita yang sama. Diantaranya adalah siswa yang belum hafal perkalian. Karena untuk mempercepat proses kalkulasi selain paham konsep perkalian, siswa sangat disarankan hafal perkalian. Namun beberapa siswa masih kesulitan dalam hal ini. Selain itu, masalah operasi bilangan negatif positif juga sama. Masih saja mereka kesulitan menyelesaikannya padahal sudah menginjak kelas X di SMA. Bahkan, bila saya mengulang kembali konsep operasi bilangan. Kesalaha tetap terjadi lagi. Seolah pelajaran terdahulu mereka sulit sekali dirubah. Apa yang mereka pahami pada awal mengenal konsep operasi seringkali belum benar.  Banyak faktor yang mempengaruhinya. Diantaranya adalah miskonsepsi dan atau memang belum paham konsep. Saya sangat tertarik dengan faktor miskonsepsi. Karena hal ini perlu menjadi perhatian guru. Istilah yang kadang diberikan guru akan melekat e

Klinometer

Materi trigonometri sangat menarik untuk diajarkan. Salah satunya bentuk pembelajaran yang dapat dilakukan adalah penugasan membuat klinometer. Dengan keterbukaan informasi saat ini, guru dapat dengan mudah memberikan tugas membuat klinometer. Guru cukup memberikan instruksi membuat klinometer dengan sumber informasi dari internet. Guru dapat memberikan beberapa situs yang dapat dirujuk siswa dalam membuat klinometer salah satunya di wikiHow . Guru dapat membebaskan siswa memilih untuk membuat klinometer dengan jenis tertentu. Biasanya dalam satu kelas, siswa akan membuat klinometer sebanyak tiga jenis. Beikut ini adalah contoh klinometer yang dibuat oleh siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 1 Koba. Model 1 Klinometer Model 1  Kelebihan   : pengamat dapat melakukan pengukuran seorang diri. Kekurangan: memerlukan penyangga atau  tempat meletakkan klinometer saat digunakan Model 2 Klinometer Model 2 Klinometer model 2 ini adalah klinometer yang paling banyak dibuat oleh